Makalah Audit Bank Syariah Bukti Audit dan Jenis-jenis Pembuktian serta Penerimaan Perikatan dan Perencanaan Audit
Makalah Audit Bank Syariah
Bukti Audit dan Jenis-jenis Pembuktian serta Penerimaan Perikatan dan Perencanaan Audit
Disusun
Oleh Kelompok 2
Suci Rahmawati : 041300808
Melisa : 041300809
Zullia Sari : 041300810
Papy Daria Zulfina : 041300813
JURUSAN D3 PERBANKAN SYARIAH
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS ISLAM
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI AR-RANIRY
DARUSSALAM BANDA ACEH
2015
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, yang telah memberikan izin dan kekuatan kepada kami sehingga kami dapat menyelesaikan tugas makalah ini dengan judul”Bukti Audit dan jenis-jenis pembuktian serta penerimaan perikatan dan perencanaan audit”. Salawat beserta salam Allah limpahkan kepada Nabi besar Muhammad saw, beserta keluarganya, sahabat-sahabatnya, dan para pengikutnya yang setia hingga hari pembalasan kelak.
Makalah ini disusun dengan tujuan untuk menyelesaikan tugas yang telah diberikan oleh dosen pengasuh mata kuliah Audit Bank Syariah, pada kesempatan ini kami ingin mengucapkan terimakasih kepada dosen pengajar Audit Bank syariah yaitu ibu Sufitrayati yang telah memberikan kami tugas tentang makalah ini.
Kami menyadari bahwa makalah ini masih banyak kekurangan dan kelemahannya, baik dalam isi maupun sistematikanya. Hal ini disebabkan karena keterbatasan pengetahuan dan wawasan kami. Oleh sebab itu, kami mengharapkan kritik dan saran untuk menyempurnakan makalah ini. Akhirnya, kami mengharapkan semoga makalah ini dapat memberikan manfaat, khususnya bagi kami dan umumnya bagi pembaca.
Banda Aceh, Mei 2015
Penulis
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR ……………………… i
DAFTAR ISI ………………………. ii
BAB I
Pendahuluan …………………………… 1
BAB II
Pembahasan
Pengertian Audit dan pembagiannya …………………………… 2
Jenis jenis bukti Audit …………………………… 7
Perencanaan Audit …………………………… 13
Tahapan Audit …………………………… 14
BAB III
Penutup
KESIMPULAN ……………………… 19
DAFTAR PUSTAKA ………………………. 20
BAB I
PENDAHULUAN
Latar Belakang
Bukti audit dipengaruhi oleh meterialitas dan risiko, faktor-faktor ekonomi, serta ukuran dan karakteristik populasi. Sedangkan faktor-faktor yang dapat mempengaruhi pertimbangan auditor tentang kompetensi bukti audit adalah relevansi, sumber, ketepatan waktu, dan objektivitas. Ketika auditor mengembangkan perencanaan audit serta merancang prosedur audit untuk mencapai tujuan audit spesifik, ia harus mempertimbangkan sifat bukti yang akan diperoleh. Komponen dasar dari data akuntansi yang mendasari yaitu jurnal, buku besar, kertas kerja, rekonsiliasi dan sebagainya. Data akuntansi yang mendasari saja dianggap tidak cukup mendukung laporan keuangan. Auditor harus merancang suatu prosedur audit untuk memperoleh bukti penguat (corroborating evidence) guna mendukung data akuntansi yang mendasari tersebut.
Tahap awal dalam suatu audit laporan, laporan keuangan adalah mengambil keputusan untuk menerima (menolak) suatu kesempatan untuk menjadi auditor untuk klien yang baru, atau untuk melanjutkan sebagai auditor bagi klien yang sudah ada. Pada umumnya keputusan untuk menerima (menolak) ini sudah dilakukan sejak enam hingga sembilan bulan sebelum akhir tahun buku yang akan diperiksa. Dalam keseluruhan proses audit, auditor mempertimbangkan berbagai risiko, sesuai dengan tahap-tahap proses auditnya. Pada tahap perencanaan audit auditor harus mempertimbangkan risiko bawaan yaitu suatu risiko salah saji yang melekat dalam saldo akun atau aersi tentang saldo akun.
Rumusan Masalah
Menjelaskan bagaimana tentang Bukti Audit, prosedur Audit, Data Akuntansi dan Bukti Penguat?
Menjelaskan beberapa bukti-bukti yang ada dalam Audit?
Menjelaskan tentang ruang lingkup Penerimaan Perikatan Dan Perencanaan Audit?
Menjelaskan Proses Audit Atas Laporan Keuangan Dibagi Dalam Beberapa Tahap?
BAB II
PEMBAHASAN
BUKTI AUDIT DAN JENIS-JENIS PEMBUKTIAN SERTA PENERIMAAN PERIKATAN DAN PERENCANAAN AUDIT
BUKTI AUDIT
Bukti Audit, Informasi penguat, dan prosedur Audit
Setelah auditor mengembangkan tujuan audit spesifik untuk saldo akun atau golongan transaksi yang material, selanjutnya ia akan mengembangkan prosedur audit yang dapat digunakan sebagai pedoman dalam mengumpulkan bahan bukti kompeten yang cukup. Pertimbangan auditor tentang kecukupan bukti audit dipengaruhi oleh meterialitas dan risiko, faktor-faktor ekonomi, serta ukuran dan karakteristik populasi. Sedangkan faktor-faktor yang dapat mempengaruhi pertimbangan auditor tentang kompetensi bukti audit adalah relevansi, sumber, ketepatan waktu, dan objektivitas.
Data Akuntansi Dan Bukti Penguat
Ketika auditor mengembangkan perencanaan audit serta merancang prosedur audit untuk mencapai tujuan audit spesifik, ia harus mempertimbangkan sifat bukti yang akan diperoleh. Bukti audit yang mendukung laporan keuangan terdiri dari :
Data akuntansi yang mendasari
Informasi penguat yang tersedia bagi auditor
Komponen dasar dari data akuntansi yang mendasari (underlying accounting data) yaitu jurnal, buku besar, kertas kerja, rekonsiliasi dan sebagainya. Buku-buku ayat jurnal awal, buku besar dan buku pembantu, catatan dan kertas kerja, serta spreadsheets yang mendukung alokasi biaya, perhitungan, dan rekonsiliasi, semuanya tergolong sebagai bukti yang mendukung laporan keuangan. Dewasa ini, data-data tersebut seringkali ada dalam bentuk data elektronik.
Data akuntansi yang mendasari saja dianggap tidak cukup mendukung laporan keuangan. Auditor harus merancang suatu prosedur audit untuk memperoleh bukti penguat (corroborating evidence) guna mendukung data akuntansi yang mendasari tersebut.
Bukti dokumenter (documentary evidence) telah digunakan secara luas dalam auditing dan dapat dikaitkan dengan setiap tujuan audit spesifik, tergantung pada situasi yang ada. Dokumen yang dimaksud dapat berasal dari luar entitas, dari dalam entitas dengan pengesahan atau tanda tangan dari pihak luar, atau berasal dari dalam dan tidak beredar di luar organisasi.
Kategori dan Jenis Bahan Bukti
Sifat Bahan Bukti
Standar Ketiga Pekerjaan Lapangan
DATA AKUNTANSI YANG MENDASARI
· - Buku-buku ayat jurnal awal
· - Buku besar dan bukti pembayaran
· - Pedoman akuntansi terkait
· - Catatan informal dan memorandum, seperti kertas kerja, perhitungan, dan rekonsiliasi
INFORMASI PENGUAT
· - Dokumen-dokumen seperti cek, faktur, kontrak, dan notulen
· - Konfirmasi dan pernyataan tulisan lain
· -Informasi yang diperoleh dari permintaan keterangan, pengamatan, inspeksi, dan pemeriksaan fisik.
· - Informasi lain yang diperoleh atau dikembangkan oleh auditor
BAHAN BUKTI KOMPETEN YANG MENCUKUPI
Sifat dan Keandalan Bukti Penguat
Jenis Bukti Penguat
Sifat dan Keandalan Bukti Penguat
Contoh
Bukti Analitis
Sifat: Perbandingan dengan harapan yang dikembangkan berdasarkan pengalaman, anggaran, data industri, pengetahuan tentang bisnis dan industri sebelumnya.
Keandalan: Tergantung pada relevansi data yang digunakan dalam mengembangkan nilai yang diharapkan auditor.
Perbandingan saldo atau rasio-rasio kunci klien dengan
· - Hasil-hasil tahun yang lalu
· - Anggaran
· - Stastistik industri
· -Harapan lain yang dikembangkan auditor
Bukti Dokumenter
Sifat: Klien seringkali memiliki ragam dokumen yang luas dan dapat diperiksa selama audit berlangsung.
Kendalan: Dokumen-dokumen yang berasal dari luar entitas pada umumnya lebih dapat diandalkan dibandingkan dengan dokumen-dokumen yang berasal dari dalam entitas. Demikian juga dengan karakteristik dokumen, seperti pengesahan, tanda tangan pihak ketiga atas dokumen intern, atau validasi cek oleh bank akan meningkatkan keandalan suatu dokumen intern.
· Risalah rapat dewan direksi
· - Laporan bank
· - Kontrak
· - Konosemen dengan tanda tangan pengangkut
· - Faktur-faktur pemasok
· - Cek-cek yang dibatalkan
· - Faktur penjualan klien
· - Laporan yang dihasilkan komputer
Bukti Elektronik
Sifat: Informasi yang dihasilkan atau dikelola secara elektronik.
Keandalan: Tergantung pada keandalan pengendalian atas penciptaan, pemilihan, dan kelengkapan data serta kompetensi alat audit yang digunakan untuk menilai bukti elektronik.
Bukti elektronik yang diciptakan atau diperoleh melalui media elektronik, misalnya scanners, sensors, magnetic media, atau pesan-pesan komputer.
Konfirmasi
Sifat: Suatu jenis khusus bukti dokumenter yang berbentuk tanggapan tertulis langsung sesuai yang diketahui oleh pihak ketiga atas permintaan spesifik tentang informasi yang sebenarnya.
Keandalan: Sangat dapat diandalkan, namun dianggap juga sebagai prosedur yang mahal.
Konfirmasi atas:
· - Kas keluar dan masuk bank
· - Piutang usaha dari pelanggan
· - Persediaan dalam gudang umum dari gudang kustodian
· - Hutang obligasi dari perwalian
· -Persyaratan sewa guna usaha dari pihak yang menyewakan (lessor)
· - Bagian saham biasa yang dimiliki dari pencatat saham
Bukti Matematis
Sifat: Perhitungan ulang yang dilakukan oleh auditor atas angka dan nilai yang digunakan klien untuk menyusun laporan keuangan.
Keandalan: Pada umumnya dianggap dapat diandalkan karena telah diverifikasi secara independen oleh auditor. Secara relatif dianggap rendah biaya.
Menghitung ulang item-item seperti:
· - Total jurnal
· - Buku besar
· - Skedul pendukung
· - Pembayaran minimum sewa guna usaha (lease)
· - Kewajiban dana pensiun
· - Perhitungan EPS
Bukti Fisik
Sifat: Bukti yang diperoleh melalui pemeriksaan fisik atau inspeksi atas aktiva berwujud.
Keandalan: Biasanya sangat dapat diandalkan. Namun, dapat saja auditor yang melakukannya tidak cukup mampu menetapkan mutu, kondisi, atau nilai berdasarkan bukti fisik, sehingga diperlukan bantuan seorang spesialis.
Pemeriksaan atas:
· - Penerimaan kas yang belum disetorkan
· - Persediaan
· - Aktiva tetap
Representasi Tertulis
Sifat: Pernyataan yang ditandatangani oleh perorangan yang bertanggung jawab dan dikenal sebagai pihak yang berkaitan dengan asersi manajemen.
Keandalan: Tergantung pada kualifikasi, reputasi, dan independensi dari yang membuat pernyataan serta kemampuannya untuk memperkuat bukti lain.
· Representasi tertulis dari pakar yang berasal dari pihak luar
· - Surat representasi klien
Bukti Lisan
Sifat: Auditor seringkali menerima bukti lisan sebagai tanggapan atas sejumlah permintaan keterangan yang diajukan langsung kepada para pejabat dan pekerja.
Keandalan: Kurang dapat diandalkan dan biasanya masih memerlukan bukti penguat tambahan. Nilai utamanya dalah dapat mengarahkan auditor kepada sumber bukti lainnya.
· - Tanggapan lisan atas permintaan keterangan auditor
· - Penjelasan atas perlakuan akuntansi atau penilaian klien atas estimasi akuntansi.
BUKTI AUDIT DAPAT DI KELOMPOKKAN KE DALAM 9 JENIS BUKTI :
Struktur Pengendalian Intern Struktur pengendalian intern dapat dipergunakan untuk mengecek ketelitian dan dapat dipercayai data akuntansi. Kuat lemahnya struktur pengendalian intern merupakan indicator utama yang menentukan jumlah bukti yang harus dikumpulkan. Oleh karena itu, struktur pengendalian intern merupakan bukti yang kuat untuk menentukan dapat atau tidaknya informasi keuangan dipercaya.
Bukti Fisik Bukti fisik banyak dipakai dalam verifikasi saldo berwujud terutama kas dan persediaan. Bukti ini banyak diperoleh dalam perhitungan aktiva berwujud. Pemeriksaan langsung auditor secara fisik terhadap aktiva merupakan cara yang paling obyektif dalam menentukan kualitas yang bersangkutan. Oleh karena itu, bukti fisik merupakan jenis bukti yang paling dapat dipercaya. Bukti fisik diperoleh melalui prosedur auditing yang berupa inspeksi penghitungan, danobservasi. Pada umumnya biaya memperoleh bukti fdisik sangat tinggi. Bukti fisk berkaitan erat dengan keberadaan atau kejadian, kelengkapan, dan penilaian atau alokasi.
Catatan Akuntansi Catatan akuntansi seperti jurnal dan buku besar, merupakan sumber data untuk membuat laporan keuangan. Oleh karena itu, bukti catatan akuntansi merupakan obyek yang diperiksa dalam audit laporan keuangan. Ini bukan berarti catatan akuntansi merupakan obyek audit. Obyek audit adalah laporan keuangan. Tingkat dapat dipercayanya catatan akuntansi tergantung kuat lemahnya struktur pengendalian intern.
Konfirmasi merupakan proses pemerolehan dan penilaian suatu komunikasi lansgung dari pihak ketiga sebagai jawaban atas permintaan informasi tentang unsur tertentu yang berdampak terhadap asersi laporan keuangan. Konfirmasi merupakan bukti yang sangat tinggi reliabilitasnya karena berisi informasi yang berasal dari pihak ketiga secara langsung dan tertulis. Konfirmasi sangat banyak menghabiskan waktu dan biaya. Ada tiga jenis konfirmasi yaitu:
Konfirmasi positif
Blank confirmation
Konfirmasi negative Konfirmasi yang dilakukan auditor pada umumnya dilakukan pada pemeriksaan:
- Kas di bank dikonfirmasikan ke bank klien
- Piutang usaha dikonfirmasikan ke pelanggan
- Persediaan yang disimpan di gudang umum. Persediaan ini dikonfirmasikan ke penjaga atau kepala gudang
- Hutang lease dikonfirmasikan kepada lessor
5. Bukti Dokumenter Bukti documenter merupakan bukti yang paling penting dalam audit. Menurutr sumber dan tingkat kepercayaannya bukti, bukti documenter dapat dikelompokkan sebagai berikut:
a. Bukti documenter yang dibuat pihak luar dan dikirim kepada auditor secara langsung
b. Bukti documenter yang dibuat pihak luar dan dikirim kepada auditor melalui klien
c. Bukti documenter yang dibuat dan disimpan oleh klien
Bukti documenter kelompok a mempunyai kredibilitas yang lebih tinggi daripada kelompok b, Bukti documenter kelompok b mempunyai kredibilitas yang lebih tinggi daripada kelompok c, bukti documenter meliputi notulen rapat, faktur penjualan, rekening Koran bank (bank statement), dan bermacam-macam kontrak. Reliabilitas bukti documenter tergantung sumber dokumen, cara memperoleh bukti, dan sifat dokumen itu sendiri. Sifat dokumen mengacu tingkat kemungkinan terjadinya kesalahan atau kekeliruan yang mengakibatkan kecacatan dokumen. Bukti documenter banyak digunakan secara luas dalam auditing. Bukti documenter dapat memberikan bukti yang dapat dipercaya (reliabel) untuk semua asersi.
Bukti Surat Pernyataan Tertulis Surat pernyataan tertulis merupakan pernyataan yang ditandatangani seorang individu yang bertanggung jawab dan berpengetahuan mengenai rekening, kondisi, atau kejadian tertentu. Bukti surat pernyataan tertulis dapat berasal dari manajemen atau organisasi klien maupun dari dari sumber eksternal termasuk bukti dari spesialis. Reprentation letter atau representasi tertulis yang dibuat manajemen merupakan bukti yang berasal dari organisasi klien. Surat pernyataan konsultan hokum, ahli teknik yang berkaitan dengan kegiatan teknik operasional organisasi klien merupakan bukti yang berasal dari pihak ketiga. Bukti ini dapat menghasilkan bukti yang reliable untuk semua asersi.
Perhitungan Kembali sebagai Bukti Matematis Bukti matematis diperoleh auditor melalui perhitungan kembali oleh auditor. Penghitungan yang dilakukan auditor merupakan bukti audit yang bersifat kuantitatif dan matematis. Bukti ini dapat digunakan untuk membuktikan ketelitian catatan akuntansi klien. Perhitungan tersebut misalnya: a. Footing untuk meneliti penjumlahan vertical b. Cross-footing untuk meneliti penjumlahan horizontal c. Perhitungan depresiasi Bukti matematis dapat diperoleh dari tugas rutin seperti penjumlahan total saldo, dan perhitugnan kembali yang rumit seperti penghitungan kembali anuitas obligasi. Bukti matematis menghasilkan bukti yang handal untuk asersi penilaian atau pengalokasian dengan biaya murah.
Bukti Lisan Auditor dalam melaksanakan tugasnya banyak berhubungan dengan manusia, sehingga ia mempunyai kesempatan untuk mengajukan pertanyaan lisan. Masalah yang ditanyakan antara lain meliputi kebijakan akuntansi, lokasi dokumen dan catatan, pelaksanaan prosedur akuntansi yang tidak lazim, kemungkinan adanya utang bersyarat maupun piutang yang sudah lama tak tertagih. Jawaban atas pertanyaan yang ditanyakan merupaka bukti lisan. Bukti lisan harus dicatat dalam kertas kerja audit. Bukti ini dpat menghasilkan bukti yang berkaitan dengan semua asersi.
Bukti Analitis dan Perbandingan Bukti analitis mencakup penggunaan rasio dan perbandingan data klien dengan anggaran atau standar prestasi, dan kondisi ekonomi umum. Bukti analitis menghasilkan dasar untuk menentukan kewajaran suatu pos tertentu dalam laporan keuangan dan kewajaran hubungan antas pos-pos dalam laporan keuangan. Keandalan bukti analitis sangat tergantung pada relevansi data pembanding. Bukti analitis berkaitan serta dengan asersi keberadaan atau kejadian, kelengkapan, dan penilaian atau pengalokasian. Bukti analitis meliputi perbandingan atas pos-pos tertentu antara laporan keuangan tahun berjalan dengan laporan keuangan tahun sebelumnya. Perbandingan ini dilakukan untuk meneliti adanya perubahan yang terjadi dan untuk menilaipenyebabnya.
PENERIMAAN PERIKATAN DAN PERENCANAAN AUDIT
Perikatan adalah kesepakatan kedua belah pihak untuk mengadakan suatu ikatan perjanjian. Dalam perikatan audit, klien mengadakan suatu ikatan perjanjian dengan auditor. Klien menyerahkan pekerjaan audit atas laporan keuangan kepada auditor dan auditor sanggup melaksanakan pekerjaan audit tersebut berdasarkan kompetensi profesionalnya. Langkah awal pekerjaan audit adalah pengambilan keputusan untuk menerima atau menolak perikatan audit dari calon klien atau untuk menghentikan atau melanjutkan perikatan audit dari klien berulang. (Mulyadi, hal: 122)
Tahap awal dalam suatu audit laporan, laporan keuangan adalah mengambil keputusan untuk menerima (menolak) suatu kesempatan untuk menjadi auditor untuk klien yang baru, atau untuk melanjutkan sebagai auditor bagi klien yang sudah ada. Pada umumnya keputusan untuk menerima (menolak) ini sudah dilakukan sejak enam hingga sembilan bulan sebelum akhir tahun buku yang akan diperiksa. (Haryono Jusup, hal: 169)
Bagi suatu kantor akuntan publik, klien bisa merupakan klien baru atau klien lama (yang sudah ada) yang diharapkan akan melanjutkan memberikan penugasan audit pada tahun atau tahun-tahun berikutnya. Pergantian auditor bisa terjadi karena bebagai alasan, misalnya:
Klien merupakan hasil merger (penggabungan) antara beberapa perusahaan yang semula memiliki auditor masing-masing yang berbeda.
Ada kebutuhan untuk mendapat perluasan jasa professional.
Tidak puas terhadap kantor akuntanpublik yang lama.
Ingin mencari auditor dengan honorarium audit yang lebih murah.
Penggabungan antara beberapa kantor akuntan publik.
PROSES AUDIT ATAS LAPORAN KEUANGAN DIBAGI DALAM BEBERAPA TAHAP
Penerimaan Perikatan Audit
Perikatan (engagement) adalah kesepakatan dua pihak untuk mengadakan suatu ikatan perjanjian. Klien yang memerlukuan jasa auditing mengadakan suatu ikatan perjanjian dengan auditor. Dalam ikatan perjanjian tersebut, klien menyerahkan pekerjaan audit tersebut berdasarkan kompetensi profesionalnya. Langkah awalnya berupa pengambilan keputusan untuk menerima atau menolak perikatan dari calon klien untuk melanjutkan atau menghentikan perikatan audit dari klien berulang.
Di dalam memutuskan apakah suatu perikatan audit dapat diterima atau tidak, auditor menempuh suatu proses yang terdiri dari enam tahap:
Mengevaluasi integritas manajemen.
Mengidentifikasi keadaan khusus dan risiko luar biasa.
Menentukan kompetensi untuk melaksanakan audit.
Menilai independensi.
Menentukan kemampuan untuk menggunakan kemahiran profesionalnya dengan kecermatan dan kesesakmaan.
Membuat surat perikatan audit.
Perencanaan Audit
Keberhasilan penyelesaian perikatan audit sangat ditentukan oleh kualitas perencanaan audit yang dibuat oleh auditor.
Tujuh tahap yang harus ditempuh oleh auditor dalam melaksanakan auditnya:
Memahami bisnis dan industri klien.
Sebelum auditor melakukan verifikasi dan analisis transaksi atau akun-akun tertentu, ia perlu mengenal lebih baik industri tempat klien berusaha seerta kekhususan bisnis klien. Pemahaman atas bisnis klien memberikan panduan tentang sumber informasi bagi auditor untuk memahami bisnis dan industri klien :
Pengalaman sebelumnya tentang entitas dan industry
Dikusi dengan orang dalam entitas
Diskusi dengan personel dari fungsi audit interndan reviw terhadap laporan auditor intern.
Diskusi dengan auditor lain dan dengan penaihat hukum atau penasihat lain yang telah memberikan jasa kepada entitas atau dalam industry
Diskusi dengan orang yang berpengetahuan diluar entitas
Publikasi yang berkaitan dengan indutri
Perundangan dan peraturan yang secara signifikan berdampak terhadap entitas
Dokumen yang dihasilkan oleh entitas
Melaksanakan prosedur analitik.
Konsep prosedur analitik
Prosedur analitik meliputi perbandingan jumlah-jumlah yang dicatat atau rasio yang dihitung dari jumlah-jumlah yang tercatat, dibandingkan dengan harapan yang dikembangkan oleh auditor.
Tujuan prosedur analitik dalam perencanaan analitik
Tujuan prosedurnanalitik dalam perencanaan audit adalah untuk membantu perencanaan sifat, saat, dan luas prosedur audit yang akan digunakan untuk memperoleh bukti tentang saldo akun atau jenis transaksi tertentu. Untuk maksud ini, prosedur analitik dalam perencanaan audit harus ditujukan untuk :
Meningkatkan pemahaman auditor atas usaha klien dan transaksi atau peristiwa yang terjadi sejak tanggal audit terakhir
Mengidentifikasi bidang yang kemungkinan mencerminkan risiko tertentu yang bersangkutan dengan audit
Prosedur analitik dapat mengungkapkan:
a) Peristiwa atau transaksi yang tidak biasa
b) Perubahan akuntansi
c) Perubahan usaha
d) Fluktuasi acak
e) Salah saji
Tahap-tahap prosedur analitik
Mengidentifikasi perhitungan / perbandingan yang harus dibuat
Mengembangkan harapan
Melaksanakan perhitungan/perbandingan
Menganalisis data dan mengidentifikasi perbedaan signifikan
Menyelidiki perbedaan signifikan yang tidak terduga dan mengevaluasi perbedaan tersebut
Menentukan dampak hasil prosedur analitik terhadapperencanaan audit
Mengidentifikasi perhitungan/perbandingan yang harus dibuat
Mengembangkan harapan
Menganaliis data dan mengidentifikasi perbedaan signifikan
Menyelidiki perbedaan signifikan yang tidak terduga dan mengevaluasi perbedaan signifikan
Menentukan dampah hasil prosedur analitik tahap perencanaan audit
Mempertimbangkan tingkat materialitas awal
Mempertimbangkan risiko bawaan
Dalam keseluruhan proses audit, auditor mempertimbangkan berbagai risiko, sesuai dengan tahap-tahap proses auditnya. Pada tahap perencanaan audit auditor harus mempertimbangkan risiko bawaan yaitu suatu risiko salah saji yang melekat dalam saldo akun atau aersi tentang saldo akun.
Mempertimbangkan berbagai faktor yang berpengaruh terhadap saldo awal, jika perikatan dengan klien berupa audit tahun pertama.
Laporan keuangan tidak hanya menyajikan posisi keuangan dan hail usaha tahun berjalan, namun juga mencerminkan dampak :
Transaksi yang dimasukkan dalam saldo yang dibawa ketahun berikutnya dari tahun-tahun sebelumnya
Kebijakan akuntansi yang diterapkan dalam tahun-tahun berikutnya
Kedua hal tersebut diatas berdampak pada saldo awal,dalam suatu perikatan audit tahun pertama, sebelumnya auditor tidak memperoleh bukti audit yang mendukung saldo awal tersebut. Auditor harus memperoleh bukti audit kompeten yang cukup untuk meyakini bahwa :
Saldo awal tidak mengandung salah saji yang mempunyai dampak material terhafap laporan keuangan tahun berjalan
Saldo penutup tahun sebelunmya telah ditransfer dengan benar ketahun berjalan atau telah dinyatakan kembali
Kebijakan akuntansi yang semestinya telah diterapkan secara konsisten.
Sifat dan lingkup bukti audit yang harus diperoleh auditor berkenaan dengan saldo awal tergantung pada :
1) Kebijakan akuntansi yang dipakai oleh entitas yang bersangkutan
2) Apakah laporan keuangan entitas tahun sebelumnya telah diaudit, dan jika demikian apakah pendapat auditor atas laporan keuangan terebut berupa pendapat selain pendapat wajar tanpa pengecualian
3) Sifat akun dan risiko salah saji dalam laporan keuangan tahun berjalan
Mengembangkan strategi audit awal terhadap asersi signifikan
Memahami pengendalian intern klien.
Salah satu tipe bukti yang di kumpulkan oleh auditor adalah pengandalian intern. Jika auditor yakin bahwa klien telah memiliki pengendalian inten yang baik, yang meliputi pengendalian terhadap penyediaan data yang dapat dipercaya dan penjagaan kekayaan serta catatan akuntansi, jumlah bukti audit yang harus dikumpulkan oleh auditor akan lebih sedikit bila dibandingkan dengan jika keadaan pengendalian internnya jelek. Langkah pertama dalam memehami pengendalian intern klien adalah dengan mempelajari unsur-unsur pengendalian intern yang berlaku. Langkah berikutnya dengan adalah melakukan penilaian terhadap efektivitas pengendalian intern dengan menentukan kekuatan dan kelemahan pengendalian intern tersebut.
Jika auditor telah mengetahui bahwa pengendalian intern klien dibidang tertentu adalah kuat, maka ia akan mempercayai informasi keuangan yang dihasilkan. Oleh karena itu, ia akan mengurangi jumlah bukti yang dikumpulkan dalam audit yang bersangkutan dengan bidang tersebut. Untuk mendukung keyakinannya atas efektivitas pengendalian intern tersebut, auditor melakukan pengujian pengendalian.
BAB III
PENUTUP
KESIMPULAN
Keberhasilan penyelesaian perikatan audit sangat ditentukan oleh kualitas perencanaan audit yang dibuat oleh auditor. Dalam keseluruhan proses audit, auditor mempertimbangkan berbagai risiko, sesuai dengan tahap-tahap proses auditnya. Pada tahap perencanaan audit auditor harus mempertimbangkan risiko bawaan yaitu suatu risiko salah saji yang melekat dalam saldo akun atau arsi tentang saldo akun.
Salah satu tipe bukti yang di kumpulkan oleh auditor adalah pengandalian intern. Jika auditor telah mengetahui bahwa pengendalian intern klien dibidang tertentu adalah kuat, maka ia akan mempercayai informasi keuangan yang dihasilkan. Oleh karena itu, ia akan mengurangi jumlah bukti yang dikumpulkan dalam audit yang bersangkutan dengan bidang tersebut. Untuk mendukung keyakinannya atas efektivitas pengendalian intern tersebut, auditor melakukan pengujian pengendalian.
DAFTAR PUSTAKA
http://elkanagoro.blogspot.com/2014/04BuktiAudit-JenisPembuktian-PerencanaanAudit.html
Timpe, A.Dale. 2002. Audit bank syariah. Jakarta: PT. Gramedia
Comments
Post a Comment