BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Bisnis keluarga merupakan salah satu
bentuk bisnis yang melibatkan sebagian anggota keluarga di dalam kepemilikan
atau operasi bisnis. Family business juga merupakan salah satu jalan untuk
mempertahankan keharmonisan rumah tangga, akan tetapi terkadang juga kebanyakan
orang mengambil family business ini sebagai salah satu lembah kehancuran rumah
tangga. Akan tetapi kalau dicermati dengan baik dan bisa mamanej dengan efektif
dan efesien, maka hubungan rumah tangga akan terjalin dengan rasa kasih sayang
dan penuh ketenteraman, bersama orang yang kita kasihi. Dalam Family business
yang terlibat di dalamnya juga, tidak serta merta akan meninggalkan tanggung
jawab yang telah dipikulnya sesuai dengan kaidah-
Terkadang banyak orang yang
meninggalkan keluarganya sendiri, karena sudah tergoda dengan racun duniawi; yakni berbisnis, yang tidak pernah mengenal batas
dan waktu, sehingga keluarga dilantarkan dengan begitu saja tanpa memikirkan
konsekuensinya baik dirinya sendiri dan keluarganya. Oleh sebab itu, dalam
berbisnis dan sudah menjalin suatu hubungan keluarga paling tidak dapat
mengimbangi anatara keluarga dan bisnis, sehingga dalam membina rumah tangga
dapat bersifat continue dan menjadi panutan rumah tangga yang Sakinah,
Mawahdah,
Warahmah dan Taqwa semoga nantinya kita termasuk orang-orang yang
bertaqwa. Aaminn
B. Rumusan Masalah
a. Menjelaskan
pengertian family business
b. Mengetahui
bisnis keluarga itu sesuatu lembaga yang unik
c. Dapat
mengetahui budaya-budaya dalam bisnis keluarga
d. Dapat
menjelaskan dan mengetahui ciri-ciri khusus manajemen perusahaan keluarga
e. Dapat
menjelaskan mekanisme family business
f. Paradigma
baru dalam menjalani bisnis keluarga
g. Mengetahui
keuntungan dalam menjalani family business
h. Mengetahui
kendala-kendala dan akibat dalam menjalani family business
BAB
II
PEMBAHASAN
A.
Pengertian bisnis keluarga
Perusahaan
keluarga adalah sebuah perusahaan yang dimiliki, dikontrol, dan dijalankan oleh
anggota sebuah atau beberapa keluarga atau dikelola oleh anggota-anggota
keluarganya.Meskipun demikian, bukan berarti bahwa semua pekerja dalam
perusahaan harus merupakan anggota keluarga. Banyak perusahaan keluarga,
terutama perusahaan-perusahaan kecil, memperkerjakan orang lain untuk menempati
posisi rendahan, sementara posisi tinggi (top manager) dipegang oleh orang dari
dalam keluarga pemilik perusahaan. Misalnya saja pemilik perusahaan adalah
bapaknya, direkturnya anak pertama, dan wakil direkturnya anak kedua.
Dalam
terminologi bisnis, perusahaan keluarga terbagi menjadi dua macam.
1.
Family owned
enterprise (FOE), yaitu perusahaan yang dimiliki oleh keluarga tetapi dikelola
oleh profesional yang berasal dari luar lingkaran keluarga. Keluarga hanya
berperan sebagai pemilik dan tidak melibatkan diri dalam operasi di lapangan.
Perusahaan seperti ini merupakan bentuk lanjutan dari usaha yang semula
dikelola oleh keluarga yang mendirikannya.
2.
Family business
enterprise (FBE), yaitu perusahaan yang dimiliki dan dikelola oleh keluarga
pendirinya. Perusahaan tipe ini dicirikan oleh dipegangnya posisi-posisi kunci
dalam perusahaan oleh anggota keluarga. Jenis perusahan keluarga inilah yang
banyak terdapat di Indonesia.
Batasan
lain tentang perusahaan diberikan oleh John L. Ward dan Craig E. Arnoff.
Menurutnya, suatu perusahaan dinamakan perusahaan keluarga apabila terdiri dari
dua atau lebih anggota keluarga yang mengawasi keuangan perusahaan.Sedangkan
menurut Robert G. Donnelley dalam bukunya “The Family Business” suatu
organisasi dinamakan perusahaan keluargaapabila paling sedikit ada keterlibatan
dua generasi dalamkeluarga itu dan mereka mempengaruhi kebijakan perusahaan.
Banyak
contoh perusahaan yang dibangun selama puluhan tahun oleh generasi pertama
ambruk dalam hitungan cepat lantaran kecerobohan yang dilakukan generasi kedua
atau ketiga.Harus diakui, suksesi sering menimbulkan masalah yang dipicu oleh
persoalan non-teknis dan adanya muatan emosi dalam pelaksanaannya.Ini karena
perusahaan keluarga tidak secara formal dan sistematis mengelola persoalan
suksesi.Tak heran jika akhirnya kurang terkelola dengan baik.Survei yang
dilakukan di seluruh dunia (Lansberg, 1999) menunjukkan rendahnya “survival
rate” perusahaan keluarga.Data menunjukkan, hanya 30% perusahaan keluarga di
seluruh dunia yang mampu bertahan sampai generasi kedua.Artinya, 70% perusahaan
keluarga gagal untuk meraih sukses di tangan generasi kedua.Salah satu faktor
utama rendahnya survival rate ini terletak pada lemahnya perencanaan suksesi.
Fakta lainnya menunjukkan, 20% perusahaan keluarga di Amerika Serikat (AS) yang
mampu bertahan melampaui 60 tahun pada keluarga yang sama. Kenyataan juga
menunjukkan, di negara maju seperti AS, hanya 28% dari perusahaan keluarga yang
mempunyai rencana suksesi dengan hati-hati, sedangkan yang lain hanya
menyiapkan warisan.
Bagaimana
di Indonesia? Dari hasil survei The Jakarta Consulting Group,
perusahaan-perusahaan keluarga di Indonesia ternyata belum semuanya menyiapkan
penerus melalui perencanaan suksesi untuk memimpin perusahaan. Responden yang
telah menyiapkan penerus melalui perencanaan suksesi sebanyak 67,8% sedangkan
yang lain (32,2%) tidak atau belum menyiapkannya. Managing Partner The Jakarta
Consulting Group, AB Susanto mengatakan, salah satu masalah yang muncul pada
pergantian antar generasi atau multigenerasi adalah tidak adanya keinginan
generasi lama untuk berbagi kekuasaan dengan generasi penerus. Menurut Susanto,
suksesi yang efektif dalam perusahaan keluarga yaitu merencanakan sedini
mungkin dengan melibatkan anggota keluarga. Artinya, pendiri harus mulai
mengambil dua langkah ke belakang (to take two steps back) agar generasi
penerus dan para profesional bisa mengambil satu langkah ke depan. “Founder
(pendiri) dianggap sebagai tokoh yang wibawanya besar, tahu semua koneksi, dan
bila ia mengambil satu langkah yang lain tidak berani maju. Apabila ini tidak
dilakukan oleh founder, regenerasi tidak akan berjalan.
Di
lingkup bisnis kecantikan, nama Martha Tilaar dikenal sebagai salah satu
pengusaha yang sukses. Di usianya yang tidak bisa dikatakan muda, CEO Martha
Tilaar Group ini mulai mewariskan kerajaan bisnisnya kepada putrinya, Wulan
Tilaar. Dalam seminar “Coaching Leadership: Turning Good Into Great Leaders” yang
diselenggarakan PPM Manajemen, Wulan menceritakan kapan ia menerima kepercayaan
dari ibunya untuk mengurusi sebagian anak perusahaan Martha Tilaar. Ia
mengakui, sejak kecil sang ibu telah mempersiapkan dirinya untuk menggantikan
posisi tersebut suatu saat kelak. Wulan kecil sudah akrab dengan usaha yang
digeluti sang ibu. Setiap hari sepulang sekolah, ia pasti melihat orang- orang
sedang belajar make up, menata rambut, dan aktivitas lainnya di salon milik
ibunya. Bahkan, kala itu, ibunya selalu membiasakan Wulan datang ke acara-acara
yang bersifat formal dan bertemu dengan orang-orang dibisnis kecantikan.“Saya
termasuk anak yang penurut.Jadi kalau ibu mengajak jalan, pasti saya ikut,”
kenang anak ketiga dari empat bersaudara ini. Setelah beranjak dewasa, Wulan
bersama anggota keluarga lainnya sempat menjaga stand Martha Tilaar di Pekan
Raya Jakarta (PRJ). Semua itu dilakukan bukan karena terpaksa, tapi dengan
kesenangan untuk membantu usaha keluarga.
Setelah
menempuh pendidikan SMA di Santa Theresia, Jakarta, Wulan memutuskan untuk
melanjutkan pendidikannya di bidang graphic design di College of Mount St.
Joseph-Cincinnati, Amerika Serikat. Tak puas dengan pendidikan sarjana, wanita
kelahiran Jakarta, 13Juli 1977, ini meneruskan ke Boston University, mengambil
bidang periklanan-komunikasi massa. Setelah merampungkan pendidikannya di
Boston, Wulan mulai terjun di bisnis keluarga secara profesional pada tahun
2005. Kali pertama masuk ke perusahaan milik ibunya, ia tak langsung mendapat
kepercayaan untuk memegang kendali. Awalnya Wulan dimasukkan ke art department
(departemen seni) yang sesuai bidang kuliahnya.Merasa kurang tantangan, Wulan
memutuskan untuk mengurusi dan bertanggung jawab di Martha Tilaar Salon &
Day Spa dan Puspita Martha International Beauty School.Sejak itulah Wulan
belajar banyak hal sekaligus melakukan pembenahan agar perusahaan yang
ditanganinya semakin baik. Setelah empat tahun menjadi Deputy General Manager
yang membawahi empat anak perusahaan, yakni Martha Tilaar Salon & Day Spa,
Puspita Martha International Beauty School, Cipta Busana Martha Tilaar, dan Art
& Beauty Martha Tilaar, Wulan merencanakan untuk memperkenalkan tradisi dan
kecantikan wanita Indonesia kepada dunia internasional.“Mimpi saya adalah
membawa perusahaan go international. Seperti Shisedo yang asli buatan Jepang
bisa dikenal di seluruh dunia. Untuk target jangka pendek, kami ingin menguasai
market Asia meski produk kami sekarang sudah beredar di kawasan Asia, seperti
Malaysia, Brunei Darussalam, dan Singapura,” tuturnya bersemangat. Wulan
menyadari, kunci sukses perusahaan terletak pada sumber daya manusia yang
berkualitas dan komitmen dari pemilik untuk mempertahankan bisnis.“Selama ini
kami konsisten dan memegang komitmen terhadap apa yang kami jalani.Kami mencoba
kreatif untuk menampilkan sesuatu yang unik dan berbeda dengan produk lain,”
katanya.Wulan mengungkapkan, ibunya memegang teguh prinsip disiplin, jujur,
inovasi, tekun, dan ulet atau disingkat DJITU.”Ibu adalah superwomen – pekerja
keras dansangat ulet.Sementara ini saya belum sampai pada titik itu. Saya masih
menjalankan proses ke arah sana,” katanya berterus terang. Ia mengakui, sang
ibu masih ikut mengurusi perusahaan meski tak sebesar dulu. Boleh dikata,
sebagian besar kebijakan dan pengelolaan perusahaan sudah diserahkan kepada
anak-anak.Kendati Wulan sudah didaulat sebagai pengganti Martha Tilaar di masa
mendatang, hal itu tak menyebabkan pertentangan antarsaudara kandung yang
terlibat diperusahaan ini.Menurutnya, baik kakak, adik, serta dua saudara
lainnya sudah memiliki tugas dan tanggung jawab masing-masing di perusahaan.Di
luar tanggung jawabnya memimpin perusahaan, Wulan tak melupakan perannya
sebagai ibu sekaligus istri.Ia mengatakan, selalu meluangkan waktu untuk kedua
anaknya, Anjani Anatolia Widarto dan Atira Aurealia Widarto.
B.
Family Business (Bisnis keluarga) sebuah lembaga yang unik
Bisnis
keluarga mempunyai karakteristik dengankepemilikannya atau keterlibatan lainnya
dari duaorang atau lebih anggota keluarganya yang samadalam kehidupan dan
fungsi bisnisnya lingkup danluas keterlibatan tersebut bervariasi dalam
beberapaperusahaan. Dalam sebuah restoran kecil misalnyaseorang istri atau
suami dapat bekerja sebagaiseorang pemilik dan manajer sementara yang
lainmemegang pembukuan dan anak-anak dapat bekerjadi dapur atau sebagai
pelayan. Keterkaitan keluarga dan bisnisadalah institusiyang terpisah dengan
anggota, tujuan dan nilainyamasing-masing.Mereka menjadi satu (saling terkait)
didalam perusahaan keluarga, bagi banyak orang duainstitusi yang saling terkait
ini adalah bagian yang palingpenting dalam hidup.Keluarga dan bisnis
munculdengan alasan mendasar yang berbeda.Fungsi pokokkeluarga berhubungan
dengan perhatian dan pendidikananggota keluarga, sedangkan bisnis berkaitan
denganproduksi dan pendistribusian barang dan atau jasa.Tujuan keluarga adalah
pengembangan penuh yangmungkin dilakukan tiap anggota keluarga yang
berkaitandengan keterbatasan kemampuan yang dimilikinya, sertapembagian
kesempatan dan penghargaan yang samauntuk setiap anggota. Sedangkan, tujuan
bisnis adalahkeuntungan dan ketahanan hidup.
C.
Budaya Bisnis Keluarga
Pola-pola
budaya Budaya perusahaan meliputi banyak tingkah laku dan keyakinan yang
berbeda-beda, pengamatan menyeluruh pada keyakinan dan perilaku tersebut akan
memperlihatkan berbagai pola budaya sehingga membantu di dalam menjelaskan cara
berfungsinya suatu perusahaan. Anggota
organisasi cenderung mengadopsi pandangan umum mengenai luasnya usaha atau
bahkan pengorbanan yang seharusnya diberikan kepada pelayanan konsumen dan
kualitas produk.Menurut W Gibb Dyer konfigurasi budaya adalah pola bisnis
paternalistic, pola keluarga patriakal, dan dewan direksi yang disetujui (pola
pemerintah).Ini semata-mata berarti bahwa hubungan keluarga lebih penting daari
pada keahlian professional yang pendirinya merupakan kepala suku yang tidak
diperdebatkan, sehingga dewan secara otomatis mendukung keputusan pemilik.
D.
Ciri-ciri Khusus Manajemen Perusahaan Keluarga (family business)
Penyimpangan
dari praktik manajemen yang baik hanyaakan melemahkan perusahaan, sehingga
berpengaruhpada kepentingan perusahaan dan keluarga. Sejumlahpraktik terbaik
telah diperkenalkan oleh Jhon. L. Ward,spesialis pencatat dalam bisnis keluarga
dan professorternama pada Loyola university Chicago. Bebarapa praktiktersebut
adalah:
1. Menciptakan pemikiran
dan pemahamanstrategi baru
2. Rekrut dan
pertahankan manajernonkeluarga yang baik
3. Ciptakan
organisasi yang fleksibel daninovatif
4. Ciptakan dan
lindungi modal
5. Siapkan
pengganti tampuk kepemimpinan
6. Eksploitasi
kelebihan yang unik darikepemilikan keluarga.
Karyawan
non-keluarga dalam family businessPara karyawan yang bukan nonkeluarga
masihdipengaruhi oleh pertimbangan keluarga dalam beberapa kasus, kesempatan
mereka untuk promosisemakin sempit dengan hadirnya anggota keluarga
yangmemiliki jalur dalam.Pembatasan gerak karyawannonkeluarga tergantung pada
jumlah anggota keluargayang aktif di dalam bisnis dan jumlah posisi
manajerialatau professional bisnis yang dapat diduduki olehkaryawan
nonkeluaarga.Itu juga tergantung dari padabesarnya kompetensi yang diminta oleh
pemillik didalam manajemen perusahaan dan memeliharaketerbukaan didalamnya
pengamatannya untukmenghindari masalah di masa mendatang.
·
Retret keluarga
Retret
keluarga adalah pertemuan anggota keluarga,biasanya di lokasi yang jauh untuk
mendiskusikanmasalah bisnis keluarga.Sebuah usaha untukmenciptakan suasana
informal.Retret biasanya berlangsung dua hari dandiselenggarakan di tempat yang
jauh sehingga anda tidakakan tergoda untuk ke kantor (para menantu juga
harusdiundang). Duduk bersama dan membicarakan masalahbisnis mungkin tampak
menakutkan bagi beberapaanggota keluarga.
·
Dewan keluarga
Retret
keluarga dapat membuka jalan terciptanya dewankeluarga, yang di dalamnya nanti
anggota keluargabertemu untuk mendiskusikan nilai-nilai kebijakan danarah
mendatang perusahaan, secara garis besar dewankeluarga adalah sekumpulan
anggota keluarga yangterorganisasi yang berkumpul secara periodic untukmendiskusikan
masalah keluarga yang berhubungandengan bisnis.
E.
Mekanisme bisnis keluarga
Dunia
bisnis dan dunia keluarga memang memiliki perbedaanyang amat curam. Jelas,
dalam sebuah keluarga kepentingankeluarga akan mengalahkan
kepentingan-kepentingan yang lain.Padahal, perusahaan menuntut sikap yang
profesional.Masalah terpenting dalam keberlanjutan bisnis keluarga
adalahmasalah suksesi.Suksesi memang bukan satu-satunya penentukelanggengan
bisnis keluarga.Tapi, mau tidak mau generasipendahulu harus memberikan tongkat
estafet perusahaankepada generasi berikutnya.Suksesi tidak hanya berarti padatingkat
pimpinan dan managerial saja, termasuk padakebijakan-kebijakan perusahaan.
Terdapat
tujuh langkah dalam melakukan suksesi perusahaankeluarga:
·
mengevaluasi
struktur kepemilikan; mengembangkangambaran struktur yang diharapkan setelah
suksesi
·
Mengevaluasi
keinginan keluarga
·
mengembangkan
prosespemilihan
·
melatih dan memonitoring
penerus masa depan
·
Melakukan
aktivitas team building dari keluarga
·
Menciptakandewan
direksi yang efektif
·
memasukkan
peneruspada saat yang tepat, yaitu ketika pendiri berusia 50 tahun danpenerus
berusia 30 tahun.
F.
Paradigma baru dalam menjalani bisnis keluarga
Dengan
adanya perubahan pasar dan persaingan, muncul lima paradigma baru dalam
lingkungan intern bisnis keluarga, diantara yaitu :
·
Pertama,
karyawan merupakan generasi baru yang berbeda dengan pendiri perusahaan. Yang
perlu diperhatikan oleh pengelola bisnis keluarga, karyawan yang memiliki
tingkat pendidikan tinggi (karyawan tingkat atas) mengharapkan adanya
transparasi. Dan, karyawan tingkat bawah memiliki keberanian untuk melakukan
tuntutan-tuntutan.
·
Kedua,
meningkatnya isu-isu yang berkaitan dengan perburuhan, pemogokan, dan
lain-lain.
·
Ketiga, tingkat
profesionalitas keluarga sudah mulai meningkat.
·
Keempat,
tuntutan adanya kompensasi yang adil dan sama (fair and equiptable
compensation) baik melalui sistem kompensasi yang dikaitkan dengan kompetisi,
kinerja, ataupun kontribusi. Dan yang
·
kelima, yang terakhir, lebih transparannya
sistem organisasi
G.
Keuntungan menjalani bisnis keluarga
Memulai
usaha kecil bersama keluarga – dengan suami, anak, atau sanak saudara bisa membantu untuk urusan kepercayaan dan cara
yang bagus untuk mengajak semua anggota keluarga untuk bersama-sama demi
keamanan generasi selanjutnya. Keuntungan utama dari menjalankan bisnis dengan
keluargaadalah adanya kepercayaan yang tidak didapatkan dari bisnis yang tidak
berorientasi pada keluarga. Karena adanya kepercayaan dan hubungan keluarga
inilah, anggota keluarga bisa bekerja lebih giat dan tidak membutuhkan kontrak
legal dan permasalahan lain yang berkaitan dengan karyawan.
Keuntungan
lain adalah, terlepas dari banyaknya argumen, keluarga memiliki kecenderungan
untuk tetap bersatu dalam masa-masa sulit. Hal ini disebabkan karena setiap
anggota memiliki pemahaman yang lebih terhadap anggota keluarga yang lain, dan
memiliki argumen, kerja sama, dan pengalaman negatif bersama-sama. Terlepas
dari semua keuntungan memiliki bisnis keluarga, ada beberapa hal yang harus
diperhatikan:
1.
Mencampuradukkan
bisnis dengan urusan pribadi dan keluarga bisa berdampak buruk pada hubungan
keluarga. Pastikan anda membuat batasan-batasan yang jelas tentang dimana dan
kapan anda bisa berbicara tentang bisnis.
2.
Pastikan bahwa
komunikasi tidak menjadi halangan. Adakanlah pertemuan rutin untuk membahas
perkembangan dan perbedaanpendapat.
3.
Perlakukan bisnis keluarga sebagaimana
mestinya. Masalah yang sering terjadi dalam bisnis keluarga adalah terlalu
berfokus pada ‘keluarga’ daripada bisnis.
4.
Pastikan bahwa setiap orang memiliki peran
yang jelas. Ini akan membantu untuk menumbuhkan lingkungan bisnis.
5.
Anggota
keluarga yang berada di dalam bisnis harusdiperlakukan secara adil.
6.
Berusahalah
untuk mengembangkan rencana pergantian.
7.
Jika anak anda
akan bergabung dalam bisnis, usahakan agarmereka mendapat pengalaman di luar
bisnis keluarga selama3-5 tahun sebelum mereka bergabung. Hal ini akanmember mereka
perspektif atau pandangan yang berharga tentangbagaimana bisnis seharusnya
dijalankan di luar setting keluarga.
H.
Kendala menjalani bisnis keluarga
Dari
masalah-masalah yang sering muncul dalam bisnis keluarga,terutama masalah
profesionalisme, akhirnya muncul mitos,“generasi pertama membangun, generasi
kedua menikmati, dangenerasi ketiga menghancurkan”.Dan, masalah
kepemimpinandalam perusahaan keluarga, masalah konflik yang sering terjadidalam
bisnis keluarga, suksesi, kompetensi, dan budaya dalamperusahaan keluarga
sebagai tawaran paradigma baru dalambisnis keluarga. Semua ini tidak lain
sebagai counter attackterhadap mitos: “generasi pertama membangun, generasi
keduamenikmati, dan generasi ketiga menghancurkan”.
BAB III
PENUTUP
A.
Kesimpulan
Ada
dua macam bisnis keluarga, dalam arti umum Bisnis Keluarga adalah bisnis yang
dijalankan bersama oleh keluarga,ada yang dalam pengelolaannya di kerjakan
sendiri oleh anggota keluarga, ada juga yang dalam pengelolaanya diluar anggota
keluarga, jadi anggota keluarganya tersebut hanya sebagai pemilik. Dunia bisnis
dan dunia keluarga adalah dua hal yang sangat berbeda jauh, dalam dunia bisnis
semua kegiatan dilakukan dengan profesional, sedangkan dalam dunia keluarga
yaitu dimana sekumpulan orang yang memiliki hubungan kekerabatan melakukan
bisnis, dan bisnis yang dijalankannya relative bisnis yang kecil, tapi bisa
berkembang dengan sendirinya jika pengelolaannya dilakukan secara profesional.
Banyak hambatan dan kelebihan dalam bisnis keluarga ini, tapi seiring dengan
perkembangan zaman, maka banyak paradigma baru mengenai bisnis keluarga ini.
B.
Saran
Dalam
makalah ini banyak kelebihan dan kekurangan dalam isi materi maupun masih
kurang dari apa yang seharusnya. Maka kami mohon sarannya agar kedepannya dalam
penulisan dan penyusunan makalah ini lebih baik lagi dan lebih bermutu lagi.
DAFTAR PUSTAKA
1.
Ferry Martin, Mengembangakan Usaha Kecil Dengan
Memanfaatkan Berbagai Bentuk Jaringan Kerja Ekonomi, (Jakarat: PT. Grafindo
Persada) 2000.
2.
Longenecker, G.
Juustin, dkk, Kewirausahaan: Manajemen
Usaha Kecil, (Jakarta: PT. Salemba Emban Patria) 2001.
3.
Yusufsaefulberlian.wordpress.com/2012/04/04/mengenal-perusahaan-keluarga-strategi-pengembangannya/
diakses 21 Desember 2014
4.
Ni-ta.blogspot.com/2011/07/tugas-makalah-kewirausahaan.html?m=1
diakses 21 Desember 2014
Terima kasih sudah membaca blog ini. Jangan lupa klik iklan diatas atau di bawah ya untuk mensupport blog ini. Terima kasih kerja samanya.
Semoga Tuhan membalas kebaikannya😇😇
Semoga Tuhan membalas kebaikannya😇😇
ReplyDeleteTenyata saya baru tahu bahwa usus buntu adalah jenis penyakit, saya ada bacaReview Utsukushhii AFC